Skip to Content

Blog Archives

Barang Terlarang dalam Logistik, Memahami Risiko dan Aturan

KIRANA LOGISIK | Dalam dunia logistik, keamanan dan kepatuhan terhadap peraturan menjadi hal yang sangat penting. Setiap pengiriman harus memenuhi standar tertentu untuk memastikan kelancaran dan mencegah masalah hukum.

Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah barang terlarang, yaitu barang-barang yang dilarang untuk dikirimkan melalui jalur logistik karena berbagai alasan, mulai dari keamanan hingga etika.

Artikel ini akan membahas secara rinci mengenai barang-barang terlarang dalam logistik, fokus pada jenis-jenis barang yang dilarang, alasan pelarangan, serta konsekuensi hukum yang mungkin dihadapi jika terjadi pelanggaran.

Jenis Barang Terlarang

Secara umum, barang terlarang dalam logistik dibagi menjadi beberapa kategori:

  • Barang Berbahaya: Merupakan kelompok barang yang memiliki potensi bahaya tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan atau cedera jika tidak ditangani dengan benar. Contohnya:
    • Bahan peledak
    • Bahan kimia berbahaya
    • Bahan radioaktif
    • Gas beracun
    • Cairan mudah terbakar
  • Barang Senjata dan Militer: Barang-barang ini memiliki potensi bahaya serius dan dapat digunakan untuk tujuan ilegal. Contohnya:
    • Senjata api
    • Amunisi
    • Peralatan militer
    • Peralatan peperangan
  • Barang Ilegal: Barang-barang ini dilarang berdasarkan hukum dan dapat menyebabkan masalah hukum serius. Contohnya:
    • Narkoba
    • Obat-obatan terlarang
    • Hewan dan tumbuhan dilindungi
    • Barang palsu
    • Barang curian
  • Barang yang Dilarang Karena Alasan Etika: Kategori ini mencakup barang yang dapat dianggap tidak pantas atau tidak sesuai dengan nilai moral dan etika. Contohnya:
    • Barang porno
    • Barang berbau busuk
    • Barang yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
  • Barang yang Dilarang karena Alasan Kesehatan dan Keamanan: Kategori ini mencakup barang yang memiliki potensi bahaya bagi kesehatan atau keselamatan manusia. Contohnya:
    • Barang biologis berbahaya
    • Barang yang mudah busuk
    • Barang yang mengandung bakteri atau virus

Alasan Pelarangan

Terdapat berbagai alasan mengapa barang-barang tertentu dilarang dalam logistik:

  • Keamanan: Barang berbahaya memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan dan cedera serius, baik bagi pekerja logistik, lingkungan, maupun penerima barang.
  • Hukum: Barang ilegal dilarang oleh hukum dan pengirimannya dapat menyebabkan masalah hukum serius bagi pengirim, penerima, dan perusahaan logistik.
  • Etika: Barang yang dilarang karena alasan etika dapat menimbulkan kontroversi dan berdampak negatif terhadap citra perusahaan logistik.
  • Kesehatan dan Keamanan: Barang yang dilarang karena alasan kesehatan dan keamanan memiliki potensi bahaya bagi kesehatan dan keselamatan manusia.

Konsekuensi Hukum

Jika terjadi pelanggaran pengiriman barang terlarang, maka pihak terkait dapat menghadapi konsekuensi hukum yang serius, termasuk:

  • Denda: Pengirim, penerima, dan perusahaan logistik dapat dikenai denda yang sangat besar.
  • Penjara: Dalam kasus-kasus yang melibatkan barang ilegal atau berbahaya, pihak terkait dapat menghadapi hukuman penjara.
  • Kerugian Reputasi: Pelanggaran pengiriman barang terlarang dapat merusak reputasi perusahaan logistik dan menyebabkan hilangnya pelanggan.
  • Tuntutan Hukum: Pengirim, penerima, dan perusahaan logistik dapat menghadapi tuntutan hukum dari pihak yang dirugikan akibat pelanggaran pengiriman barang terlarang.

Solusi dan Pencegahan

Untuk mencegah pengiriman barang terlarang, perusahaan logistik perlu melakukan beberapa langkah:

  • Menerapkan Sistem Screening: Perusahaan logistik harus menerapkan sistem screening yang ketat untuk memeriksa semua barang yang akan dikirimkan.
  • Memberikan Pelatihan kepada Karyawan: Karyawan harus diberikan pelatihan mengenai identifikasi barang terlarang dan prosedur yang harus diikuti.
  • Kerjasama dengan Pihak Berwenang: Perusahaan logistik harus bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mencegah pengiriman barang terlarang.
  • Membangun Sistem Pelacakan yang Baik: Sistem pelacakan yang baik dapat membantu melacak pergerakan barang dan mencegah pengiriman barang terlarang.

Kesimpulan

Pengiriman barang terlarang merupakan masalah serius yang dapat berdampak buruk bagi berbagai pihak. Untuk menghindari masalah ini, perusahaan logistik harus memahami peraturan dan ketentuan yang berlaku, menerapkan sistem screening yang ketat, dan bekerja sama dengan pihak berwenang.

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa kegiatan logistik berjalan dengan aman, lancar, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

0 0 Continue Reading →

10 Tips Packing Barang Cair yang Aman dan Praktis

KIRANA LOGISTIK | Barang cair merupakan salah satu jenis barang yang cukup rumit untuk dikemas, terutama saat bepergian. Jika tidak dikemas dengan benar, barang cair bisa bocor dan merusak barang-barang lain di dalam koper Anda.

Selain itu, beberapa maskapai penerbangan memiliki peraturan yang ketat mengenai jumlah dan jenis barang cair yang diperbolehkan dibawa dalam kabin.

Berikut beberapa tips praktis dan aman untuk mengemas barang cair saat bepergian:

1. Pilih Kemasan yang Tepat

  • Botol Plastik: Botol plastik merupakan pilihan yang paling umum untuk mengemas barang cair. Pastikan botol tersebut memiliki tutup yang rapat dan tidak mudah bocor. Pilih botol plastik yang tebal dan berkualitas baik untuk menghindari kebocoran.
  • Botol Kosmetik: Botol kosmetik yang memiliki pompa atau dispenser juga sangat efektif untuk mencegah kebocoran.
  • Tas Kosmetik Anti Air: Tas kosmetik anti air yang memiliki banyak kompartemen bisa menjadi solusi praktis untuk menampung beragam jenis barang cair, seperti shampoo, lotion, dan sabun.
  • Tas Plastik: Jika Anda membawa barang cair dalam jumlah besar, gunakan tas plastik berukuran sedang dan tebal untuk mengemas botol-botol tersebut.

2. Gunakan Teknik Zip-Lock Bag

  • Zip-lock bag sangat berguna untuk membungkus botol-botol kecil, seperti botol parfum, botol sabun, dan botol lotion. Masukkan botol-botol tersebut ke dalam zip-lock bag kemudian tekan udara keluar sebelum menutupnya. Ini akan mencegah kebocoran dan melindungi barang-barang lain di dalam koper.
  • Anda juga bisa menambahkan beberapa tetes pewarna makanan ke dalam zip-lock bag untuk memudahkan identifikasi jika terjadi kebocoran.

3. Gunakan Wadah yang Lebih Kecil

  • Jika Anda bepergian untuk waktu yang singkat, Anda bisa mengurangi jumlah barang cair yang dibawa dengan menggunakan wadah yang lebih kecil. Tuangkan beberapa tetes shampoo, sabun, dan lotion ke dalam botol-botol kecil.
  • Anda juga bisa membeli produk travel-size yang sudah tersedia di pasaran.

4. Hindari Membawa Barang Cair yang Terlarang

  • Beberapa jenis barang cair dilarang untuk dibawa dalam kabin pesawat, seperti cairan yang mudah terbakar, cairan yang korosif, dan cairan yang beracun.
  • Pastikan Anda mengetahui peraturan yang berlaku di maskapai penerbangan yang Anda gunakan sebelum bepergian.

5. Kemas Barang Cair Secara Terpisah

  • Untuk meminimalkan risiko kebocoran, kemas barang cair secara terpisah dari barang-barang lain di dalam koper. Anda bisa menggunakan tas plastik atau wadah plastik yang khusus untuk menampung barang cair.
  • Pastikan wadah tersebut tertutup rapat dan tidak mudah bocor.

6. Pastikan Barang Cair Tidak Bocor

  • Sebelum menutup koper, pastikan semua botol dan wadah tertutup rapat dan tidak ada kebocoran.
  • Jika Anda khawatir akan terjadi kebocoran, Anda bisa membungkus botol-botol tersebut dengan handuk atau kain yang tebal.

7. Beri Label pada Barang Cair

  • Beri label pada semua botol dan wadah yang berisi barang cair. Hal ini akan memudahkan Anda untuk menemukan barang yang Anda butuhkan saat bepergian.

8. Letakkan Barang Cair di Bagian Bawah Koper

  • Letakkan barang cair di bagian bawah koper, bukan di atas pakaian atau barang-barang lain. Ini akan meminimalkan kerusakan jika terjadi kebocoran.

9. Gunakan Teknik Packing yang Tepat

  • Gunakan teknik packing yang benar untuk menjaga barang cair tetap aman selama perjalanan.
  • Anda bisa menggunakan teknik rolling atau folding untuk mengemas pakaian, dan kemudian letakkan barang cair di antara pakaian tersebut.

10. Perhatikan Aturan Maskapai

  • Setiap maskapai penerbangan memiliki aturan yang berbeda-beda tentang barang cair yang diperbolehkan dibawa dalam kabin pesawat.
  • Pastikan Anda telah membaca dan memahami peraturan yang berlaku sebelum bepergian.
0 0 Continue Reading →

Mencari Jasa Logistik Berpengalaman, Kirana Logistic Solusinya

KIRANA LOGISTIK | Dalam dunia bisnis yang kompetitif, efisiensi dan ketepatan waktu menjadi kunci keberhasilan. Salah satu aspek penting yang mendukung hal ini adalah logistik.

Memilih perusahaan logistik yang tepat, khususnya yang berpengalaman, merupakan langkah krusial yang tidak boleh dianggap remeh.

Logistik mencakup seluruh proses pergerakan barang, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman produk akhir ke konsumen. Perusahaan logistik yang baik berperan penting dalam:

  • Memastikan Ketersediaan Barang: Melalui jaringan distribusi yang luas dan pengelolaan inventaris yang efektif, perusahaan logistik memastikan barang tersedia tepat waktu dan di tempat yang tepat.
  • Meminimalisir Kerusakan: Dengan penanganan yang profesional dan infrastruktur yang terjaga, perusahaan logistik dapat meminimalisir kerusakan barang selama proses transportasi.
  • Meningkatkan Efisiensi Biaya: Melalui optimasi rute dan efisiensi proses, perusahaan logistik dapat membantu Anda menekan biaya transportasi dan penyimpanan.
  • Meningkatkan Kepuasan Pelanggan: Pengiriman yang cepat dan tepat waktu menjadi faktor penting dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.

Mencari Perusahaan Logistik Berpengalaman

Memilih perusahaan logistik yang tepat tidak hanya tentang harga murah, tetapi juga tentang keahlian, keandalan, dan komitmen untuk memenuhi kebutuhan bisnis Anda. Berikut beberapa tips mencari perusahaan logistik berpengalaman:

1.Tentukan Kebutuhan Logistik Anda:

  • Jenis barang apa yang akan Anda kirim?
  • Berapa volumenya?
  • Apakah ada kebutuhan khusus seperti penyimpanan suhu terkontrol atau penanganan barang berbahaya?
  • Apa jangkauan pengiriman yang Anda butuhkan?
  • Apa target waktu pengiriman?

2.Cari Referensi dan Testimoni:

  • Tanyakan kepada rekan bisnis atau pengusaha di bidang Anda tentang pengalaman mereka dengan perusahaan logistik tertentu.
  • Baca ulasan dan testimoni di platform online atau situs resmi perusahaan logistik.

3.Pertimbangkan Pengalaman dan Keahlian:

  • Prioritaskan perusahaan logistik dengan pengalaman yang luas di bidang Anda.
  • Cari tahu spesialisasi mereka, apakah mereka memiliki keahlian dalam menangani jenis barang Anda atau jenis pengiriman yang Anda butuhkan.

4.Teliti Jaringan dan Infrastruktur:

  • Perhatikan jaringan distribusi mereka, apakah mereka memiliki gudang dan armada transportasi yang memadai?
  • Apakah mereka memiliki teknologi yang mendukung sistem pelacakan dan monitoring pengiriman?

5.Evaluasi Layanan dan Fitur Tambahan:

  • Pertimbangkan layanan tambahan yang ditawarkan, seperti asuransi pengiriman, pengemasan khusus, atau layanan bea cukai.
  • Pilih perusahaan yang menawarkan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan Anda secara keseluruhan.

6.Perhatikan Reputasi dan Keandalan:

  • Cari informasi tentang reputasi perusahaan logistik, apakah mereka memiliki catatan keamanan dan keandalan yang baik?
  • Apakah mereka memiliki sertifikasi dan penghargaan yang menunjukkan kualitas layanan mereka?

7.Bandingkan Penawaran:

  • Mintalah penawaran dari beberapa perusahaan logistik.
  • Bandingkan harga, layanan, dan persyaratan mereka.
  • Pilih perusahaan yang menawarkan solusi terbaik yang sesuai dengan budget Anda.

Kesimpulan

Memilih perusahaan logistik berpengalaman adalah investasi jangka panjang yang akan meningkatkan efisiensi dan keberhasilan bisnis Anda. Seperti Kirana Logistic yang sudah berpengalaman dalam mendelivery barang konsumen ke berbagai penjuru di Nusantara.

0 0 Continue Reading →

Memahami Perbedaan Kargo dan Logistik

KIRANA LOGISTIK | Seringkali kita mendengar istilah “kargo” dan “logistik” digunakan secara bergantian. Meskipun keduanya berkaitan dengan pengiriman barang, sebenarnya terdapat perbedaan yang mendasar. Memahami perbedaan ini penting untuk memahami alur rantai pasokan yang lebih luas dan kompleks.

Kargo: Barang yang Diangkut

Kargo, dalam konteks ini, merujuk pada barang fisik yang diangkut. Ini bisa berupa produk jadi, bahan baku, atau bahkan barang pribadi. Kargo bisa diangkut melalui berbagai moda transportasi seperti truk, kereta api, kapal laut, atau pesawat terbang.

Logistik: Manajemen Pergerakan Barang

Logistik, di sisi lain, merupakan proses perencanaan, implementasi, dan kontrol alur barang, jasa, dan informasi terkait dari titik asal hingga titik tujuan. Ini mencakup berbagai aspek mulai dari:

  • Perencanaan rute dan pengiriman: Menentukan jalur pengiriman yang paling efisien dan ekonomis.
  • Pengelolaan persediaan: Memastikan ketersediaan barang yang cukup di setiap titik dalam rantai pasokan.
  • Pengadaan dan pengolahan: Memilih pemasok terbaik, mengelola proses pembelian, dan mengelola inventaris.
  • Pengiriman dan distribusi: Memilih moda transportasi yang tepat, mengatur jadwal pengiriman, dan memastikan barang sampai tepat waktu dan dalam kondisi baik.
  • Manajemen gudang: Mengelola ruang penyimpanan, mengatur tata letak, dan memastikan efisiensi penyimpanan.
  • Pemrosesan pesanan: Melakukan pemesanan, pengemasan, dan pengiriman pesanan dengan cepat dan akurat.
  • Pengemasan dan penanganan: Memastikan barang dikemas dengan aman dan sesuai standar untuk menghindari kerusakan selama transportasi.
  • Manajemen risiko: Mengidentifikasi dan meminimalkan potensi risiko seperti kerusakan, penundaan, dan kehilangan barang.
  • Manajemen informasi: Memanfaatkan data dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam rantai pasokan.

Logistik: Lebih dari Sekadar Pengiriman

Jika kargo adalah “badan” dari sistem rantai pasokan, maka logistik adalah “otak” yang mengendalikan setiap gerakan. Logistik bekerja untuk memastikan bahwa barang diangkut dengan cara yang paling efisien, ekonomis, dan aman. Ini melibatkan perencanaan yang matang, koordinasi yang baik, dan penggunaan teknologi yang tepat.

Contoh Perbedaan dalam Praktek

Bayangkan Anda ingin mengirimkan paket berisi pakaian dari Jakarta ke Surabaya.

  • Kargo: Paket pakaian itu sendiri merupakan kargo yang akan diangkut.
  • Logistik: Proses keseluruhan, termasuk menentukan moda transportasi (truk, pesawat, dll.), memilih jalur pengiriman yang paling cepat, memastikan pengemasan yang aman, melacak perjalanan paket, dan memastikan paket sampai dengan selamat ke penerima adalah bagian dari logistik.

Kesimpulan

Memahami perbedaan antara kargo dan logistik sangat penting dalam memahami kompleksitas rantai pasokan. Kargo merupakan barang yang diangkut, sedangkan logistik adalah proses yang mengatur alur pergerakan barang tersebut.

Jasa Kirana Logistic berperan penting dalam meningkatkan efisiensi, meminimalkan biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan dalam setiap tahap rantai pasokan.[]

0 0 Continue Reading →

Bandara Juanda Surabaya Jadi Pilot Project Program Penataan Ekosistem Logistik Nasional

Kirana Logistics | Jakarta, Bandara Juanda Surabaya, salah satu bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I (AP1), ditetapkan sebagai pilot project implementasi Program Penataan Ekosistem Logistik Nasional atau National Logistics Ecosystem (NLE). Bandara Juanda Surabaya sekaligus menjadi bandara AP1 dan bandara pertama di Indonesia yang menerapkan Program NLE.

Program NLE merupakan program Pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, serta meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Program ini diatur melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.

“AP1 selaku pengelola Bandara Juanda Surabaya berkomitmen untuk mendukung sepenuhnya implementasi Program NLE, dengan tujuan utama untuk meningkatkan efisiensi proses distribusi kargo dan logistik nasional. Dengan proses bisnis yang semakin efisien, maka hal ini akan turut berdampak positif terhadap efektivitas layanan kargo, peningkatan cargo throughput, serta pada akhirnya bermuara pada peningkatan pendapatan perusahaan,” ujar Direktur Komersial dan Pelayanan AP1 Dendi T. Danianto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Bandara Juanda Surabaya

Melalui penetapan ini, Bandara Juanda Surabaya mulai menerapkan pilar keempat dari Program NLE, yakni penataan tata ruang kepelabuhan dan jalur distribusi barang. Implementasi dari pilar keempat ini adalah melalui penerapan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) sebagai lokasi joint inspection pemeriksaan Bea Cukai dan Karantina, serta stakeholders terkait.

Dendi juga menambahkan, fasilitas TPFT di Bandara Juanda Surabaya saat ini telah selesai 100% secara fisik, serta telah mempersiapkan prosedur baru terkait pergerakan barang yang telah disepakati oleh para stakeholders. AP1 juga telah menyampaikan perubahan lay-out Daerah Keamanan Terbatas (DKT) kepada Direktorat Keamanan Penerbangan (Dirkampen).

Melalui implementasi TPFT tersebut, proses bisnis pelayanan logistik di Bandara Juanda Surabaya menjadi lebih efisien, yakni melalui pengurangan proses bisnis dari 8 proses menjadi 6 proses, pengurangan titik bongkar muat dari 3 titik menjadi 1 titik, pengurangan proses pembongkaran logistik dari 2 proses menjadi 1 proses, pengurangan dokumen fisik dari 4 dokumen menjadi 2 dokumen, serta diharapkan akan memberikan dampak terhadap penurunan biaya pemeriksaan kargo sebesar 30-40%.

“Simplifikasi dan efisiensi proses bisnis di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) ini menjadi salah satu kunci dari peningkatan pelayanan kargo dan logistik di Bandara Juanda Surabaya. Ke depannya, AP1 akan mulai menerapkan program ini di tiga bandara lain yang termasuk ke dalam bandara prioritas implementasi Program NLE, yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, serta Bandara Sultan Hasanuddin Makassar,” lanjut Dendi.

Cargo Integrated System (CIS) 2.0

Dalam mendukung Program NLE, AP1 juga telah menerapkan Cargo Integrated System (CIS) 2.0, yakni sistem yang mendukung digitalisasi proses bisnis di terminal kargo bandara. Per 1 November, AP1 telah menerapkan CIS 2.0 di 10 bandara, serta ditargetkan akan diimplementasikan di 14 bandara mulai 1 Januari 2024 mendatang.

“Kami berharap dengan berbagai upaya yang telah dilaksanakan ini, akan berdampak positif terhadap seluruh proses layanan kargo dan logistik di bandara-bandara AP1, yang pada akhirnya akan memberikan multiplier effect positif terhadap jaringan distribusi kargo dan logistik secara nasional,” tutup Dendi.

Sumber : imbcnews.com

0 0 Continue Reading →

Kirana Lintas Logistic Gandeng Pulau Laut Layani Kargo Ekspor Impor

Kirana Lintas Logistic

KIRANA LOGISTIC | Surabaya–Perusahaan yang bergerak di layanan cargo dan logistic, Kirana Lintas Logistic terus melakukan kolaborasi jaringan ke berbagai perusahaan logistic lainnya. Tujuannya memberikan layanan maksimal di dunia jasa ekspor impor.

Menurut Direktur Utama Kirana Group Rekso Wibowo, langkah kolaborasi dan sinergi ini untuk memperluas jaringan dan layanan angkutan cargo domestik maupun internasional, baik dalam bentuk layanan ekspor maupun impor.

Kirana Lintas Logistics“Kami yakin, Kirana Lintas Logistic dengan varian layanan produknya akan terus berkembang ke depan karena itu kami terus mengembangkannya dengan menjalin kolaborasi,” ungkap Rekso Wibowo.

Rekso menambahkan, langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk mengembangkan produk dan layanannya adalah salah satunya melalui kolaborasi yang dijalin bersama perusahan logistik lainnya. “Kirana Lintas Logistic bersama Pulau Laut telah melakukan kolaborasi melayani kargo ekspor maupun impor dari dan ke wilayah Surabaya,” jelasnya.

Rekso menilai bahwa Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta dan memiliki potensi pergerakan cargo yang cukup baik. “Perluasan jaringan layanan ini juga bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi pasca pandemi dan mendukung UMKM wilayah Jawa Timur yang akan melakukan pengiriman ekspor maupun impor,” tegasnya. []

0 0 Continue Reading →

Mengenal Lebih Dekat Istilah-istilah dalam Dunia Kargo

KIRANA LOGISTIK | Kargo atau cargo secara sederhana adalah semua (goods) yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal), atau darat (truk container) yang biasanya untuk diperdagangkan, baik antar wilayah/kota di dalam negeri maupun antar negara (internasional) yang dikenal dengan istilah ekspor-impor.

Apapun jenisnya, semua barang kiriman kecuali benda-benda Pos dan bagasi penumpang, baik yang diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk keperluan lainnya (non komersial) dan dilengkapi dengan dokumen pengangkutan (SMU atau Air Way Bill) dikategorikan sebagai kargo.

Syarat Penerimaan Kargo
Menurut IATA TACT Rules (2.3.2) Secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menerima kargo, kargo harus masuk ke dalam kategori Ready For Carriage dengan syarat sebagai berikut:

  1. Air Way Bill. Air way bill diisi dengan benar, sesuai dengan aturan TACT Rules 6.2.
  2. Documentation. Semua dokumen diperlukan bagi setiap kiriman harus disertai dengan dokumen-dokumen pelengkap lain yang diperlukan.
  3. Marking of paxkage. Semua kargo dari setiap kiriman harus ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: Menunjukkan nama Consignee, nama jalan, dan alamat kota yang sama sesuai dengan MAWB.
  4. Packing. Isi dari setiap kiriman harus dikemas secara baik sesuai dengan batas normal transportasi. Dangerous goods harus dikemas berdasarkan aturan IATA Dangerous goods regulation, untuk live animal mengacu pada aturan IATA live animal regulation.
  5. Labelling of package. Label harus benar-benar terlihat dan semua label atau tanda yang sudah lama harus diganti.
  6. Shipper declaration for dangerous goods. Dokumen ini harus ditandatangani dan dilengkapi seperti yang sudah pada aturan IATA dangerous goods regulations.
  7. Shipper certification for live animals. Dokumen ini harus ditandatangani dan dilengkapi seperti yang sudah pada aturan IATA dangerous goods regulations.

Jenis-jenis Kargo
Sesuai dengan definisi cargo atau kargo berdasarkan penangananya, kargo dibagi ke dalam dua golongan besar, yaitu general cargo dan special cargo. Sementara itu, berdasarkan cara pelayanan dan jenis produknya, menurut IATA AHM, kargo dibagi menjadi general cargo, special shipment (misalnya AVI, DG, LHO, HUM, VAL, VUN, PER, dan lain-lain, dan specialized cargo products (misalnya : express cargo, courier shipments, same day delivery) (Warpani, 2009:101). Adapun macam-macam jenis kargo sebagai berikut:

    1. General Cargo
      General Cargo adalah barang-barang kiriman biasa sehingga tidak perlu memerlukan penanganan secara khusus, namun tetap harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan aspek safety. Contoh barang yang dikategorikan general cargo antara lain: barang-barang keperluan rumah tangga, peralatan kantor, peralatan olahraga, pakaian (garmen, tekstil) dan lain-lain.
    2. Special Cargo
      Special cargo adalah barang-barang kiriman yang memerlukan penanganan khusus (special handling). Jenis barang ini pada dasarnya dapat diangkut lewat angkutan udara dan harus memenuhi persyaratan dan penanganan secara khusus sesuai dengan regulasi IATA dan atau pengangkut. Barang benda atau bahan yang termasuk dalam kategori special cargo adalah : AVI, DG, PER, PES PEM, HEA, dan lain-lain.
    3. Irregularity cargo
      Menurut SBU Garuda, irregularity cargo adalah permasalahan yang terjadi dalam penanganan kargo. Selain itu irrelagurity juga dapat diartikan sebagai kejadian penyimpangan yang terjadi pelayanan lapangan yang penerapanya yang tidak sesuai dengan standard operation procedure, jadi dapat disimpulkan bahwa irregularity cargo adalah kargo yang dalam proses penerimaan atau pengiriman mengalami ketidakberesan karena tidak sesuai dengan standard operation procedure yang berlaku. Berikut ini merupakan macam-macam irregularity cargo:

a. Missing cargo
Missing Cargo adalah kargo yang tidak dapat ditemukan dan berdasarkan sumber pemberitahuan, maka irregularities-nya terbagi atas :

        1. Missing di stasiun pemberangkatan (origin station), yang berarti bahwa kargo hilang di stasiun pemberangkatan.
        2. Missing di stasiun kedatangan (destination station), yang berarti bahwa kargo hilang di stasiun tujuan.

b. Damage Cargo
Damage cargo adalah kargo yang ditemukan dalam keadaan rusak baik itu untuk kerusakan packing, isi, mutu dari kargo itu sendiri. Damage cargo terdiri atas beberapa jenis yakni :

        1. Pilferage: kargo yang isinya rusak atau pun hilang,
        2. Spoile: kargo rusak dan tidak layak untuk digunakan lagi (hancur),
        3. Torn: kargo yang packingnya ditemukan dalam keadaan rusak atau robek tetapi belum bisa dipastikan apakah isi dari kargo tersebut itu hilang atau masih dalam keadaan komplit.
        4. Breakage: kargo rusak atau pecah biasanya digunakan untuk kargo yang berlabel fragile.
        5. Mortality: biasanya digunakan untuk live animal cargo antara lain live fish, chicken atau binatang hidup lainnya yang diterima di stasiun tujuan dalam keadaan mati.
        6. Deterioration: biasanya digunakan untuk menyatakan kargo irregularity pada perishable cargo seperti ikan komsumsi, sayur mayur dan lainnya yaitu adanya kerusakan mutu atau adanya penurunan mutu dari kargo.

c. Overload cargo
Overload cargo adalah kargo yang sudah dibuatkan manifest serta dokumen lain siap untuk diberangkatkan tapi gagal diberangkatkan karena terjadi kelebihan kapasitas muat pesawat.
d.Found cargo
Found cargo adalah kargo ditemukan di stasiun tertentu yang bukan merupakan stasiun tujuannya.[]

0 0 Continue Reading →
Translate »
×

Powered by WhatsApp Chat

× Saya, Kirana